14.12.202308:44:00UTC+00Minyak Melanjutkan Kenaikan Sementara Dolar Turun Karena Fed Yang Dovish

Minyak memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya pada hari Kamis di tengah ketegangan Timur Tengah dan data yang menunjukkan penurunan stok mingguan AS yang lebih besar dari perkiraan. Patokan minyak mentah berjangka Brent melonjak 1,6 persen menjadi $75,44 per barel, sementara minyak mentah berjangka WTI naik 1,5 persen menjadi $70,53. Kekhawatiran meningkat mengenai keamanan pasokan Timur Tengah setelah serangan kapal tanker di Laut Merah di lepas pantai Yaman. Israel mengatakan perang melawan Hamas akan terus berlanjut dengan atau tanpa dukungan internasional. Data yang dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah di AS turun 4,3 juta barel pada minggu lalu, dibandingkan perkiraan penurunan sekitar 0,7 juta barel. Melemahnya dolar dan harapan penurunan suku bunga juga mendorong harga minyak setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga tetap stabil, seperti yang diperkirakan secara luas, dan mengisyaratkan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2024, dengan alasan mengurangi inflasi dan memperlambat pertumbuhan. Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Inggris akan mempertahankan suku bunga tidak berubah hari ini, dan investor mencari panduan mengenai jalur suku bunga di masa depan. Sementara itu, OPEC+ menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 dalam laporan bulanan terbarunya. Kartel tersebut menyalahkan penurunan harga minyak mentah terbaru ini karena "kekhawatiran yang berlebihan" terhadap pertumbuhan permintaan minyak dan memperkirakan permintaan minyak akan tumbuh sebesar 2,2 juta barel per hari pada tahun depan.