18.12.202309:07:00UTC+00Harga Minyak Kembali Turun Setelah Awalnya Meningkat

Harga minyak sedikit lebih rendah pada hari Senin, mengalami penurunan setelah kenaikan awal karena komentar hawkish dari pejabat The Fed dan ECB meredam optimisme para investor tentang penurunan suku bunga awal tahun depan.

Namun, sisi negatifnya tetap dibatasi oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah karena serangan baru-baru ini terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah.

Patokan kontrak berjangka minyak mentah Brent tergelincir 0,1% menjadi $76,44 per barel, sementara minyak kontrak berjangka minyak mentah WTI turun 0,2% di $71,61.

Ketua Fed New York, Williams, mengatakan bahwa pemangkasan pada bulan Maret tampaknya 'terlalu dini', meredam spekulasi pasar mengenai penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Austan Goolsbee, Presiden Fed Bank of Chicago, serta Joachim dan Madis Muller, pejabat ECB, juga mengindikasikan bahwa masih terlalu dini untuk mempertimbangkan penurunan biaya pinjaman. Kekhawatiran akan gangguan pasokan terus berlanjut setelah perusahaan pengangkut peti kemas Tiongkok, OOCL, mengatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk menangguhkan semua pengiriman dari dan ke pelabuhan-pelabuhan Israel.

"Karena masalah operasional, OOCL akan menghentikan penerimaan kargo dari dan ke Israel dengan segera hingga pemberitahuan lebih lanjut," perusahaan mengumumkan pada hari Sabtu di situs webnya.

Sebelumnya, perusahaan pelayaran raksasa A.P. Moller-Maersk dan Hapag-Lloyd menghentikan kapal-kapal mereka untuk memasuki pintu masuk selatan Laut Merah sehubungan dengan serangan-serangan baru-baru ini terhadap kapal-kapal komersial yang dilakukan oleh pasukan Houthi.

Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa Rusia mengatakan bahwa mereka akan memperdalam pengurangan ekspor minyak di bulan Desember dengan potensi 50.000 barel per hari atau lebih dalam upaya untuk mendukung harga minyak global.