02.01.202413:04:00UTC+00Pertumbuhan Harga Rumah di Singapura Melambat Untuk Tahun Kedua, Penjualan Mencapai Titik Terendah Dalam 7 Tahun Terakhir: URA

Harga rumah di Singapura tumbuh dengan laju yang lebih lambat selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2023, meskipun volume penjualan mencapai titik terendah dalam tujuh tahun terakhir, Urban Redevelopment Authority mengatakan pada hari Selasa. Indeks harga hunian pribadi naik 6.7% sepanjang tahun 2023, lebih lambat dari kenaikan 8.6% pada tahun 2022, angka awal dari URA menunjukkan. Ini adalah tahun kedua berturut-turut dari moderasi kenaikan indeks, kata URA. Pada kuartal keempat, harga rumah pribadi tumbuh 2.7 persen dari tiga bulan sebelumnya. URA mengaitkan kenaikan ini terutama pada penjualan di beberapa proyek yang baru diluncurkan. Volume penjualan rumah turun hampir 15 persen pada tahun 2023, yang merupakan volume transaksi penjualan tahunan terlemah sejak 2016, kata URA. Volume transaksi penjualan menyusut hampir 27 persen secara berurutan pada kuartal keempat. "Aktivitas ekonomi global diperkirakan akan melonggar lebih lanjut hingga tahun 2024, dengan suku bunga hipotek domestik pada tingkat yang lebih tinggi," kata URA. Lembaga ini mendesak rumah tangga untuk terus berhati-hati ketika mengambil komitmen keuangan baru termasuk kewajiban pembayaran utang hipotek jangka panjang. Data kilat terpisah dari Housing Development Board menunjukkan pada hari Selasa bahwa harga jual kembali flat untuk tahun 2023 naik 4.8 persen, yang kurang dari setengah dari kenaikan 10.4 persen pada tahun 2022. Pada kuartal keempat, indeks harga jual kembali naik 1.0 persen dari kuartal ketiga, ketika indeks naik 1.3 persen. Angka tersebut juga di bawah rata-rata pertumbuhan kuartalan sebesar 2.5 persen untuk tahun 2022. "Laju kenaikan harga jual kembali terus melambat setelah Pemerintah menerapkan jalur pasokan yang kuat, serta penerapan langkah-langkah pendinginan untuk mendorong pasar properti yang stabil dan berkelanjutan," kata HDB. Langkah-langkah untuk memperlambat permintaan di pasar penjualan kembali termasuk masa tunggu selama 15 bulan sebelum pemilik properti pribadi diizinkan untuk membeli flat HDB non-subsidi. Selanjutnya, batas Loan-to-Value (LTV) untuk kredit perumahan HDB diturunkan dari 90 persen menjadi 85 persen, dan selanjutnya menjadi 80 persen. "Secara lebih luas, karena aktivitas ekonomi global diperkirakan akan melonggar lebih lanjut hingga tahun 2024, dengan suku bunga KPR domestik pada tingkat yang lebih tinggi, rumah tangga harus terus menerapkan kehati-hatian keuangan dalam pembelian rumah susun," kata HDB. Volume penjualan kembali pada kuartal keempat adalah 6.440 unit, yang merupakan 2.3 persen lebih rendah dari kuartal sebelumnya dan juga merupakan volume kuartal keempat terendah dibandingkan dengan tiga tahun terakhir sejak 2020.