Euro dan pound jatuh seiring tekanan inflasi di AS kembali naik. Selera risiko terasa turun karena Federal Reserve kemungkinan akan melanjutkan kenaikan suku bunga yang agresif untuk mengekang inflasi. Ini mungkin terjadi paling cepat minggu depan, selama pertemuan bank sentral bulan September.

Faktanya, dalam pidato terbaru Ketua Fed Jerome Powell, kenaikan suku bunga 75 basis poin lainnya dikatakan mungkin, mengikuti kenaikan pada bulan Juni dan Juli. Dia mengatakan keputusan akan tergantung pada data yang dikumpulkan.

Ketua Fed Chicago Charles Evans, yang di masa lalu bersikap dovish, juga mencatat bahwa soft landing dapat dicapai untuk perekonomian tanpa memicu resesi. Dia beralasan bahwa pengangguran sekarang 3,7%, sehingga bank sentral akan dapat memenuhi target dan mempertahankannya di sekitar 4,5% pada saat perang melawan inflasi yang tinggi selesai. Dia menambahkan, bahaya pengetatan kebijakan yang berlebihan hanya akan meningkat ketika suku bunga mencapai 3,5%.

Tentu saja, kenaikan inflasi tidak hanya menjadi perhatian Federal Reserve, tetapi juga bagi pemerintahan Biden karena Partai Demokratnya semakin dekat dengan pemilihan kongres paruh waktu. Harga gas dan makanan yang tinggi di awal tahun telah secara serius merusak popularitas presiden dan prospek Demokrat untuk mempertahankan kendali Kongres.

Berbicara tentang pasar forex, keruntuhan terlihat pada EUR/USD, yang memaksa pembeli untuk berpegang teguh pada 1,0010. Hanya tembusannya yang akan menyebabkan kenaikan menuju 1.0040 dan 1.0090, atau ke 1.0120. Jika terjadi penurunan lebih lanjut, penjual akan menjadi lebih aktif di pasar, yang akan mengakibatkan penurunan harga menuju 0.9880 dan 0.9810.

Dalam hal GBP/USD, kuotasi turun di bawah angka ke-15, menunjukkan kegigihan penjual untuk kembali ke posisi terendah September. Hanya kembalinya ke 1,1560 yang akan mendorong rebound menuju 1,1610 dan 1,1660, atau mungkin 1,1720. Jika tekanan berlanjut, pasangan akan turun di bawah 1,1460 dan menuju 1,1405.