13.02.202411:23:00UTC+00Pengemudi Uber, Lyft, DoorDash Akan Mogok Kerja di Hari Valentine

Pengemudi layanan rideshare dan pengantaran untuk perusahaan-perusahaan seperti Uber Technologies, Lyft dan DoorDash merencanakan pemogokan pada Hari Valentine, 14 Februari. Mereka memprotes apa yang mereka anggap sebagai upah yang tidak memadai dan kurangnya langkah-langkah keamanan yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan berbasis aplikasi ini.

Diorganisir oleh dua kelompok pengemudi, protes akan berlangsung di sejumlah kota di Amerika Serikat, terutama di sekitar bandara. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian dan menuntut perubahan dari Uber, Lyft, DoorDash, dan perusahaan serupa lainnya yang menurut mereka mengambil keuntungan berlebihan dari tenaga kerja mereka.

Koalisi Justice For App Workers, yang mewakili lebih dari 100.000 pengemudi layanan rideshare dan pengantaran, berniat untuk melakukan aksi unjuk rasa di bandara-bandara ini antara pukul 11 pagi dan 1 siang pada hari Rabu, 14 Februari. Mereka telah mengumumkan bahwa selama waktu tersebut tidak ada pengemudi dari koalisi yang akan menjemput penumpang dari bandara.

Dalam sebuah pernyataan, Justice For App Workers menjelaskan alasan mereka melakukan pemogokan, dengan mengatakan, "Kami lelah bekerja 80 jam per minggu hanya untuk bertahan hidup, hidup dalam ketakutan yang terus menerus akan keselamatan kami, dan kekhawatiran yang membayangi akan pemutusan hubungan kerja setiap saat. Inilah sebabnya mengapa para pengemudi dari kota-kota seperti Austin, Chicago, Hartford, Miami, Newark, Orlando, Philadelphia, Pittsburgh, Rhode Island, dan Tampa memutuskan untuk tidak beroperasi di bandara pada tanggal 14 Februari."

Selain itu, Rideshare Drivers United, sebuah asosiasi yang mewakili pengemudi Lyft dan Uber, mengumumkan bahwa mereka juga akan mematikan aplikasi mereka pada hari Rabu sebagai bentuk protes atas penurunan gaji yang signifikan selama musim dingin ini.

Para pengemudi, yang diklasifikasikan sebagai kontraktor independen oleh perusahaan-perusahaan ini, telah lama mengeluhkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mengambil komisi yang sangat besar.

Uber menanggapi keluhan ini, dilaporkan menyatakan bahwa "Penghasilan pengemudi tetap kuat, dengan pengemudi di AS mendapatkan sekitar $33 per jam produktif pada Q4 2023." Perusahaan, yang mengungkapkan peningkatan laba dan pendapatan pada kuartal terakhirnya, menyatakan bahwa pengemudi dan kurir secara kolektif menghasilkan $ 17,2 miliar, termasuk tip, selama kuartal ini, meningkat 24 persen dari angka sebelumnya.

Pendapatan mobilitas dan pengantaran gabungan Uber juga mengalami peningkatan sebesar 22 persen dan pemesanan kotor melonjak sebesar 22 persen pada kuartal yang sama. Jumlah total perjalanan mencapai 2,6 miliar, menandai peningkatan sebesar 24 persen.

Dalam upaya untuk meningkatkan transparansi pembayaran, Lyft baru-baru ini berkomitmen untuk memastikan para pengemudi menerima setidaknya 70 persen dari tarif perjalanan.

Namun, terlepas dari perkembangan ini, tantangan tetap ada. Mereka yang bekerja di sektor gig economy, di berbagai sektor seperti pengantaran makanan dan transportasi, dibayar per tugas, bukannya menerima upah tetap. Kerangka kerja yang ada saat ini di sebagian besar undang-undang ketenagakerjaan federal dan negara bagian di Amerika Serikat tidak menjamin upah minimum atau upah lembur bagi para pekerja lepas ini.